Total Tayangan Halaman

Kamis, 25 November 2010

education for you


Prof.Dr.Yus Rusyana :
          “Perkara bahasa Indonesia, ya harus bangga”
Maraknya penggunaan bahasa asing sebagai bahasa pengantar di sekolah memprihatinkan banyak kalangan. Sebab, sekolah tetap diharapkan menjadi garda terdepan untuk membentuk anak-anak bangsa yang bangga menggunakan bahasa Indonesia.
          Jajang, Ketua Asosiasi Guru dan Bahasa Sastra Indonesia, Selasa (9/11), mengatakan, bangsa ini harus punya sikap untuk mencintai apa yang dimiliki, termasuk bahasa Indonesia yang diakui sebagai bahasa pemersatu di Tanah Air. “Jika kita mengagungkan pendidikan berkarakter, harus jelas bahwa karakter yang dibangun karakter Indonesia. Salah satunya dengan membuat anak-anak muda kita mencintai bahasa Indonesia dan bangga menggunakannya,” kata Jajang.
          Asep Tapip, anggota Musyawarah Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kota Bandung, menambahkan, penguasaan bahasa Inggris memang penting untuk meningkatkan daya saing sumber daya manusia pada era globalisasi. Namun, hal itu bukan berarti bahasa Inggris digunakan sebagai bahasa pengantar pendidikan.
          “Kemampuan guru Bahasa Inggris dalam berkomunikasi bahasa ini saja masih banyak yang kurang baik. Jangan sampai anak-anak didik dirugikan dalam penguasaan pengetahuan karena kendala bahasa,” ujarnya.
          Praktisi pen didikan, Mochtar Buchori dan HAR Tilaar, menyatakan berkualitas internasional jangan dimaknai sempit dengan digunakannya bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar pendidikan. (KOMPAS,10/11)
          Seperti yang diketahui saat ini banyak bermunculan sekolah-sekolah yang menjadi Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional dan beberapa sudah menjadi Sekolah Bertaraf Internasional. Mungkin orang awam melihat hal tersebut adalah sesuatu yang menjamin anaknya akan sukses dan berprestasi. Apalagi pengantarnya menggunakan bahasa asing, yaitu bahasa Inggris. Hingga saat ini hal tersebut masih menjadi perdebatan di kalangan guru-guru bahasa, ahli bahasa, dosen-dosen di berbagai Universitas, bahkan di Pemerintah pun juga. Kalau menggunakan bahasa asing sebagai bahasa pengantar di sekolah, mau dikemanakan bahasa Indonesia kita? Bahasa Indonesia adalah bahasa Ibu kita, termasuk bahasa daerah, mau menggeser nilai-nilai bahasa asli kita memangnya dengan menggunakan bahasa asing sebagai bahasa pengantar di sekolah? Bukankah bahasa Indonesia merupakan lambang kebangsaan negara Indonesia yang sudah ditanamkan kepada kita sejak kecil? Lantas apakah anak-anak generasi penerus bangsa ini harus menerima mentah-mentah bahasa asing dan menggeser nilai-nilai bahasa dan budaya Indonesia?
          Untuk menjawab pertanyaan tersebut, mahasiswa Jurnalistik Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran, Satria Perdana, mewawancarai Prof.Dr.Yus Rusyana, ahli pendidikan bahasa Indonesia di Pascasarjana Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia. Guru Besar yang menyukai lukisan dan pernah bersekolah selama tiga tahun di University of Leiden, Belanda  meraih gelar Doktor di UPI dengan disertasinya yang berjudul “Berkenalan dengan Dwibahasawan”. Ilmuwan yang lahir di Pamegeud, Garut Selatan (24-3-1938) ini memperoleh gelar Doktor Muda pada tahun 1975.
          Berikut ini adalah petikan wawancara saya, Satria Perdana, di rumahnya yang sangat nyaman, Jl. Gajah I no.19/21, Suaka Indah, Leuwi Gajah, Cimahi Selasa (16/11) pagi :
Menurut Anda seberapa penting bahasa ibu kita dan apa yang harus dibanggakan?
Perkara bahasa Indonesia ya harus bangga. Karena bahasa Indonesia dijadikan sebagai bahasa nasional atau bahasa persatuan. Bahasa nasional itu kan menjadi lambang dari kebangsaan. Dahulu disebutkan bahasa mengukuhkan bangsa. Sikap kita kepada bahasa Indonesia menunjukkan sikap kita kepada bangsa ini. Kita tidak hanya bangga melalui bahasa lisan saja, tetapi juga di dalam hatinya dan sikapnya.
Apakah betul bahasa ibu menentukan Millenium Development Goals?
Ya. Capailah itu dengan sesuatu yang sesuai dengan bangsa ini. Malah perkembangan seseorang diperhitungkan. Dalam penggunaan bahasa akan disesuaikan. Tetapi gunakanlah bahasa yang sudah ada di dalam bangsa ini, yaitu bahasa Indonesia yang sudah menjadi internasional. Bahasa daerah diberbagai tempat juga penting. Karena bahasa juga merupakan budaya yang mencerminkan kekayaan bangsa Indonesia ini.
Apa hanya sekadar untuk memperoleh ‘Internasional’ saja Sekolah Bertaraf Internasional menggunakan bahasa asing sebagai pengantar?
Ada beberapa bahasa yang digunakan ketika sedang berkomunikasi secara internasional. Yang paling pertama adalah bahasa Inggris. Karena sudah dianggap menjadi bahasa internasional. Kemudian bahasa asing lain yang mudah dipahami oleh orang-orang yang ada secara internasional. Jadi kalau begitu, sebuah bahasa sangat erat kaitannya dengan bangsa itu. Lebih baik anak sekolah di Indonenesia di didik dengan bahasa nasional.
Bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi di Filipina, bagaimana menurut Anda?
Bahasa Indonesia seharusnya disyukuri karena menjadi bahasa resmi di negara lain. Orang menjadi tertarik untuk mengetahui Indonesia. Selain melihatnya dan mempelajari saja, maka mereka harus mengetahui bahasa Indonesia, terutama fungsi dari bahasa Indonesia itu sendiri.
Pengaruh atau dampak langsung penggunaan bahasa asing bila benar-benar digunakan sebagai bahasa pengantar seperti apa?
Jadi, kalau dari segi hakikinya, kita disekolah belajar berpikir, belajar komunikasi. Sekarang belajar bahasa asing, dan kalau terpakai anak-anak akan terampil dalam bahasa asing. Jadi akan berpikir dengan menggunakan bahasa asing tersebut. Kemudian akan menggeser keterampilan dan jalan berpikir yang biasanya sering muncul ketika bergaul atau belajar dengan bahasa Indonesia. Kemudian juga menggeser nilai-nilai yang sudah lama menjadi cerminan Indonesia.
Memangnya dengan menggunakan bahasa ibu atau bahasa asing sebagai pengantar di sekolah atau institusi pendidikan akan menentukan persaingan ke depannya?
Tentu saja kita harus memelihara, melindungi, dan mengatur bahasa kita ini. Pertama untuk diri kita sendiri dan kita juga meluaskan kebudayaan kita kepada orang lain. Jangan orang lain yang meluaskan kebudayaannya kepada kita. Dalam kaitan globalisasi kita hanya sebagai penerima. Seolah-olah apa yang kita terima adalah budaya global. Semua permukaan bumi ini adalah hak kita juga untuk berkelana. Dari pada itu sekarang bahasa inggris dipergunakan untuk berhubungan internasional. Kita harus berusaha untuk terus memakai bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari, tetapi kita juga menggunakan bahasa Inggris atau asing untuk komunikasi internasional. Karena yang digunakan tidak hanya bahasanya, tetapi juga fungsinya.
Bagaimana meningkatkan mutu pendidikan sekolah atau institusi pendidikan agar bersaing secara internasional tanpa menetapkan bahasa asing sebagai bahasa pengantar?
Sesuai dengan tujuannya itu. Hasil pendidikannya itu mau bagaimana. Apakah mau bekerja di luar negeri, mau memperoleh jabatan-jabatan di luar negeri, tetapi menurut saya kultur pendidikannya dengan bahasa Indonesia. Bahasa asingnya hanya sebagai pelajaran bahasa yang ada di dalam kurikulum, sedangkan bahasa pengantarnya adalah bahasa Indonesia. Karena bahasa Indonesia tidak menghalangi orang Indonesia untuk menguasai bahasa asing.
Apakah penggunaan bahasa asing sebenarnya menentukan mutu?
Bagi saya tidak. Tinggi rendahnya pendidikan sesuai juga dengan tujuannya mau apa. Silakan bangsa ini modern, yang kuat, sehat dan cerdas, kan tetap saja bisa bersaing di luar negeri. Bahwa ia bisa bahasa arab, bahasa cina, dan bahasa asing lainnya ya silakan saja sesuai dengan tujuannya saja ia memakai bahasa tersebut. Namun, tetap saja ia orang Indonesia. Jadi jangan sampai kita menjadi bangsa lain, meskipun bagus kita menguasai bahasa asing. Untuk menjadi orang Indonesia ya melalui pendidikan di Indonesia, baik formal atau informal, baik pendidikan tinggi atau rendah. Bahasa dan budaya Indonesia juga bisa Go Internasional bila kita memiliki kemampuan dan kemauan yang kuat.
Kalau kita memahami bahasa Indonesia dengan kuat, apakah itu berarti jati diri kita sebagai bangsa Indonesia juga kuat?
Ya. Bahasa menghubungkan segala sesuatu di sekeliling kita, untuk merekam segala sesuatu yang ada. Bahasa kita juga merupakan alat apresiasi terhadap lingkungan di sekitar kita, seperti kita mengapresiasi alam. Kita berhubungan dengan alam fisik atau hayati juga berhubungan melalui bahasa. Untuk merekam apresiasi kita yaitu dengan bahasa. Untuk memperoleh pendidikan yang baik, yaitu juga harus memiliki tujuan untuk apa pendidikan itu ada. Pertama untuk memperoleh pengalaman. Kedua, untuk memperoleh pengetahuan. Lebih baik ilmu itu diawali atau diperoleh melalui pengalaman. Pendidikan untuk orang Indonesia adalah agar orang Indonesia selama kepribadiannya dalam pribadi bangsa Indonesia. Karena hal tersebut merupakan bagian dari masyarakat Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar