Total Tayangan Halaman

Senin, 29 November 2010

thank you Sunday

mungkin kemarin adalah hari minggu terbaik yang pernah gw rasain dan gw jalanin..
pasti orang-orang banyak yang merasa kalau hari minggu itu adalah hari libur yang membosankan,
kurang seru, atau gimana lah karena lebih baik malam minggu..
tapi buat gw, hari minggu (28/11) adalah salah satu hari minggu terbaik dalam hidup gw (lebay juga sih..bego ah) mungkin lebih baik daripada saat gw punya cewe..mungkin ini curhatan atau mungkin tulisan gak penting yang pernah gw buat..tapi ide gw buat nulis sambil ngerjain tugas tuh gak tertahankan jon!!!!
ya mengapa begitu? karena hari minggu kemarin bener" bermakna banget buat gw..
emang gw punya temen yang deket banget sekarang sama gw, perhatian (kepedean nih gw), pengertian, enak diajak ngobrol, kalo becanda nyambung, dan lain"nya lah..cuma ya itu, gw tau dia udah ada yang punya..dan gw sadar diri kalo gw gak mungkin rebut punya orang..
ya ini emang salah satu pengalaman hidup gw yang bisa dibilang pertama kali dalam hidup gw, setelah 2 tahun pacaran putus akhir oktober lalu..
mungkin emang bener kalo cinta tak harus memiliki (kepedean abis gw sumpah) dan mungkin ini salah satu alasan gw kenapa gw memutuskan untuk SINGLE dulu sementara waktu, mungkin untuk menunggu si dia juga sih..gw tau ada apa masalahnya, tau dia kenapa"nya, tapi gw lebih tau klo gw harus jaga diri biar gak dibilang jahat atau bagaimana, bahkan tulisan yang berantakan ini mungkin menjadi saksi apa yang ada di dalam hati gw..
mungkin rasa sayang tumbuh terlalu cepat, atau mungkin emang tiba" muncul atau bagaimana lah..tapi gw cuma pengen, kalau pun gw nantinya betul" sayang, gw gamau rasa sayang ini dikhianati dan dilukai lagi..mungkin emang gw gak pantes sayang sm orang yg udah dimiliki orang lain, cewe orang lain..katanya sih sakit hati, tapi hati gw sehat kok.. hahahahaahahahahahahaa
oke, hari minggu kemarin gw emang jalan bareng, dan gw seharian sm dia..gw seneng kalo dia senyum..tapi kemarin dia nangis karena cowonya..gw gak mungkin nulis kenapa ya...
yang jelas gw bener" menikmati hari minggu kemarin berdua, sampai gw kerumahnya hingga jam 11, trus gw tidur dirumah sodara gw..gw emang disuruh nginep tadinya dirumah dia, tapi gw gamau..soalnya gw tau diri..
emang sih selama seharian itu pula gw sama dia saling bertukar cerita dan saling bercanda bareng..disaat itu gw merasakan kalau gw mungkin udah tumbuh rasa sayang..tapi gw mungkin gamau mengakuinya karena takut..
tapi ya, gw seneng aja ketika gw ngobrol, becanda, iseng"an bareng, ngeliat dia senyum, ngeliat dia tidur sejenak, ngeliat dia makan, ngeliat dia nelfon atao ditelfon pacarnya, gw juga seneng dan tersenyum..
karena, bagi gw, meskipun kalau sayang ini tumbuh, biarlah gw aja yang simpen dan kalau dia mau tahu atau mungkin tahu kalau sayangnya gw itu buat dia, gw pengen dia tetap sama cowonya..karena gw lebih bahagia disaat dia senang sama cowonya..
thank you sunday, you gave me a chance to love someone, eventhough she has a boyfriend..
sunday, i think you're the next after Allah who saw me with her..
and sunday, i hope she know that i love her..

Jumat, 26 November 2010

just read this

ini salah satu puisi yang gw buat karena gw merasa nyaman dengan seseorang..
 
 
 
 
Inspirasi Darimu

Saat aku galau
Kamu datang seperti anak kecil
Tapi menghibur meski terlihat bodoh
Atau mungkin karena kekonyolan ini
Kamu bertingkah seperti itu

Kamu membuatku bangkit
Aku terinspirasi dari senyummu
Mungkin memang kamu
Untuk menjadi inspirasiku

Semua terasa indah
Entah apa yang aku rasakan
Lebih baik aku tertawa
Lebih baik tersenyum
Ya, kamu inspirasiku

for SYUBIDUPIDAPAP link and video..

http://www.reverbnation.com/artist/artist_videos/796648?sel_song_id=4872023&autoplay=1
guys, try to listen their song..it's so powerful and give me more energy..

you must try to listen this.....


Listen to SYUBIDUPIDAPAP

          Grup band ini berdiri pada awalnya sejak Faisal bermain sendiri dengan instrument saja. Sekitar tahun 2007 komunitas musik chiptone baru masuk Indonesia, dan band ini, Syubidupidapap baru masuk ke ranah music anak-anak muda Indonesia. kemudian Faisal sendiri membuat format band, tetapi Faisal sendiri tidak mau Syubidupidapap di bilang band.
          Menurut cowok yang pernah berkonsentrasi di Danger Ranger sebagai pemain synthesizer, Syubidupidapap ini sekarang sudah memiliki music yang jelas dengan genrenya, yaitu chiptune music. Bila kita mendengarkan musik dari mereka ini, rasanya musik tersebut seperti membawa pendengarnya untuk menari dan bersemangat. Ada salah satu lagu yang isinya tentang seorang cowok yang menyukai atau ngeeceng dengan cewek yang sudah punya pacar. Dan itu sebenarnya menggugah orang-orang yang mungkin sedang jatuh cinta dengan cewek yang sudah punya pacar.
          Bagi cowok-cowok atau cewek-cewek yang ingin menikmati music yang penuh semangat ini bisa coba buka web ini http://www.reverbnation.com/syubidupidapap lalu nikmatilah semua musik yang ada di dalamnya. Lagu-lagu yang kalian dengarkan nanti pasti akan membuat kalian berdansa.

Kamis, 25 November 2010

education for you


Prof.Dr.Yus Rusyana :
          “Perkara bahasa Indonesia, ya harus bangga”
Maraknya penggunaan bahasa asing sebagai bahasa pengantar di sekolah memprihatinkan banyak kalangan. Sebab, sekolah tetap diharapkan menjadi garda terdepan untuk membentuk anak-anak bangsa yang bangga menggunakan bahasa Indonesia.
          Jajang, Ketua Asosiasi Guru dan Bahasa Sastra Indonesia, Selasa (9/11), mengatakan, bangsa ini harus punya sikap untuk mencintai apa yang dimiliki, termasuk bahasa Indonesia yang diakui sebagai bahasa pemersatu di Tanah Air. “Jika kita mengagungkan pendidikan berkarakter, harus jelas bahwa karakter yang dibangun karakter Indonesia. Salah satunya dengan membuat anak-anak muda kita mencintai bahasa Indonesia dan bangga menggunakannya,” kata Jajang.
          Asep Tapip, anggota Musyawarah Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kota Bandung, menambahkan, penguasaan bahasa Inggris memang penting untuk meningkatkan daya saing sumber daya manusia pada era globalisasi. Namun, hal itu bukan berarti bahasa Inggris digunakan sebagai bahasa pengantar pendidikan.
          “Kemampuan guru Bahasa Inggris dalam berkomunikasi bahasa ini saja masih banyak yang kurang baik. Jangan sampai anak-anak didik dirugikan dalam penguasaan pengetahuan karena kendala bahasa,” ujarnya.
          Praktisi pen didikan, Mochtar Buchori dan HAR Tilaar, menyatakan berkualitas internasional jangan dimaknai sempit dengan digunakannya bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar pendidikan. (KOMPAS,10/11)
          Seperti yang diketahui saat ini banyak bermunculan sekolah-sekolah yang menjadi Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional dan beberapa sudah menjadi Sekolah Bertaraf Internasional. Mungkin orang awam melihat hal tersebut adalah sesuatu yang menjamin anaknya akan sukses dan berprestasi. Apalagi pengantarnya menggunakan bahasa asing, yaitu bahasa Inggris. Hingga saat ini hal tersebut masih menjadi perdebatan di kalangan guru-guru bahasa, ahli bahasa, dosen-dosen di berbagai Universitas, bahkan di Pemerintah pun juga. Kalau menggunakan bahasa asing sebagai bahasa pengantar di sekolah, mau dikemanakan bahasa Indonesia kita? Bahasa Indonesia adalah bahasa Ibu kita, termasuk bahasa daerah, mau menggeser nilai-nilai bahasa asli kita memangnya dengan menggunakan bahasa asing sebagai bahasa pengantar di sekolah? Bukankah bahasa Indonesia merupakan lambang kebangsaan negara Indonesia yang sudah ditanamkan kepada kita sejak kecil? Lantas apakah anak-anak generasi penerus bangsa ini harus menerima mentah-mentah bahasa asing dan menggeser nilai-nilai bahasa dan budaya Indonesia?
          Untuk menjawab pertanyaan tersebut, mahasiswa Jurnalistik Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran, Satria Perdana, mewawancarai Prof.Dr.Yus Rusyana, ahli pendidikan bahasa Indonesia di Pascasarjana Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia. Guru Besar yang menyukai lukisan dan pernah bersekolah selama tiga tahun di University of Leiden, Belanda  meraih gelar Doktor di UPI dengan disertasinya yang berjudul “Berkenalan dengan Dwibahasawan”. Ilmuwan yang lahir di Pamegeud, Garut Selatan (24-3-1938) ini memperoleh gelar Doktor Muda pada tahun 1975.
          Berikut ini adalah petikan wawancara saya, Satria Perdana, di rumahnya yang sangat nyaman, Jl. Gajah I no.19/21, Suaka Indah, Leuwi Gajah, Cimahi Selasa (16/11) pagi :
Menurut Anda seberapa penting bahasa ibu kita dan apa yang harus dibanggakan?
Perkara bahasa Indonesia ya harus bangga. Karena bahasa Indonesia dijadikan sebagai bahasa nasional atau bahasa persatuan. Bahasa nasional itu kan menjadi lambang dari kebangsaan. Dahulu disebutkan bahasa mengukuhkan bangsa. Sikap kita kepada bahasa Indonesia menunjukkan sikap kita kepada bangsa ini. Kita tidak hanya bangga melalui bahasa lisan saja, tetapi juga di dalam hatinya dan sikapnya.
Apakah betul bahasa ibu menentukan Millenium Development Goals?
Ya. Capailah itu dengan sesuatu yang sesuai dengan bangsa ini. Malah perkembangan seseorang diperhitungkan. Dalam penggunaan bahasa akan disesuaikan. Tetapi gunakanlah bahasa yang sudah ada di dalam bangsa ini, yaitu bahasa Indonesia yang sudah menjadi internasional. Bahasa daerah diberbagai tempat juga penting. Karena bahasa juga merupakan budaya yang mencerminkan kekayaan bangsa Indonesia ini.
Apa hanya sekadar untuk memperoleh ‘Internasional’ saja Sekolah Bertaraf Internasional menggunakan bahasa asing sebagai pengantar?
Ada beberapa bahasa yang digunakan ketika sedang berkomunikasi secara internasional. Yang paling pertama adalah bahasa Inggris. Karena sudah dianggap menjadi bahasa internasional. Kemudian bahasa asing lain yang mudah dipahami oleh orang-orang yang ada secara internasional. Jadi kalau begitu, sebuah bahasa sangat erat kaitannya dengan bangsa itu. Lebih baik anak sekolah di Indonenesia di didik dengan bahasa nasional.
Bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi di Filipina, bagaimana menurut Anda?
Bahasa Indonesia seharusnya disyukuri karena menjadi bahasa resmi di negara lain. Orang menjadi tertarik untuk mengetahui Indonesia. Selain melihatnya dan mempelajari saja, maka mereka harus mengetahui bahasa Indonesia, terutama fungsi dari bahasa Indonesia itu sendiri.
Pengaruh atau dampak langsung penggunaan bahasa asing bila benar-benar digunakan sebagai bahasa pengantar seperti apa?
Jadi, kalau dari segi hakikinya, kita disekolah belajar berpikir, belajar komunikasi. Sekarang belajar bahasa asing, dan kalau terpakai anak-anak akan terampil dalam bahasa asing. Jadi akan berpikir dengan menggunakan bahasa asing tersebut. Kemudian akan menggeser keterampilan dan jalan berpikir yang biasanya sering muncul ketika bergaul atau belajar dengan bahasa Indonesia. Kemudian juga menggeser nilai-nilai yang sudah lama menjadi cerminan Indonesia.
Memangnya dengan menggunakan bahasa ibu atau bahasa asing sebagai pengantar di sekolah atau institusi pendidikan akan menentukan persaingan ke depannya?
Tentu saja kita harus memelihara, melindungi, dan mengatur bahasa kita ini. Pertama untuk diri kita sendiri dan kita juga meluaskan kebudayaan kita kepada orang lain. Jangan orang lain yang meluaskan kebudayaannya kepada kita. Dalam kaitan globalisasi kita hanya sebagai penerima. Seolah-olah apa yang kita terima adalah budaya global. Semua permukaan bumi ini adalah hak kita juga untuk berkelana. Dari pada itu sekarang bahasa inggris dipergunakan untuk berhubungan internasional. Kita harus berusaha untuk terus memakai bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari, tetapi kita juga menggunakan bahasa Inggris atau asing untuk komunikasi internasional. Karena yang digunakan tidak hanya bahasanya, tetapi juga fungsinya.
Bagaimana meningkatkan mutu pendidikan sekolah atau institusi pendidikan agar bersaing secara internasional tanpa menetapkan bahasa asing sebagai bahasa pengantar?
Sesuai dengan tujuannya itu. Hasil pendidikannya itu mau bagaimana. Apakah mau bekerja di luar negeri, mau memperoleh jabatan-jabatan di luar negeri, tetapi menurut saya kultur pendidikannya dengan bahasa Indonesia. Bahasa asingnya hanya sebagai pelajaran bahasa yang ada di dalam kurikulum, sedangkan bahasa pengantarnya adalah bahasa Indonesia. Karena bahasa Indonesia tidak menghalangi orang Indonesia untuk menguasai bahasa asing.
Apakah penggunaan bahasa asing sebenarnya menentukan mutu?
Bagi saya tidak. Tinggi rendahnya pendidikan sesuai juga dengan tujuannya mau apa. Silakan bangsa ini modern, yang kuat, sehat dan cerdas, kan tetap saja bisa bersaing di luar negeri. Bahwa ia bisa bahasa arab, bahasa cina, dan bahasa asing lainnya ya silakan saja sesuai dengan tujuannya saja ia memakai bahasa tersebut. Namun, tetap saja ia orang Indonesia. Jadi jangan sampai kita menjadi bangsa lain, meskipun bagus kita menguasai bahasa asing. Untuk menjadi orang Indonesia ya melalui pendidikan di Indonesia, baik formal atau informal, baik pendidikan tinggi atau rendah. Bahasa dan budaya Indonesia juga bisa Go Internasional bila kita memiliki kemampuan dan kemauan yang kuat.
Kalau kita memahami bahasa Indonesia dengan kuat, apakah itu berarti jati diri kita sebagai bangsa Indonesia juga kuat?
Ya. Bahasa menghubungkan segala sesuatu di sekeliling kita, untuk merekam segala sesuatu yang ada. Bahasa kita juga merupakan alat apresiasi terhadap lingkungan di sekitar kita, seperti kita mengapresiasi alam. Kita berhubungan dengan alam fisik atau hayati juga berhubungan melalui bahasa. Untuk merekam apresiasi kita yaitu dengan bahasa. Untuk memperoleh pendidikan yang baik, yaitu juga harus memiliki tujuan untuk apa pendidikan itu ada. Pertama untuk memperoleh pengalaman. Kedua, untuk memperoleh pengetahuan. Lebih baik ilmu itu diawali atau diperoleh melalui pengalaman. Pendidikan untuk orang Indonesia adalah agar orang Indonesia selama kepribadiannya dalam pribadi bangsa Indonesia. Karena hal tersebut merupakan bagian dari masyarakat Indonesia.

ketika aku mulai tersenyum


Inspirasi Darimu

Saat aku galau
Kamu datang seperti anak kecil
Tapi menghibur meski terlihat bodoh
Atau mungkin karena kekonyolan ini
Kamu bertingkah seperti itu

Kamu membuatku bangkit
Aku terinspirasi dari senyummu
Mungkin memang kamu
Untuk menjadi inspirasiku

Semua terasa indah
Entah apa yang aku rasakan
Lebih baik aku tertawa
Lebih baik tersenyum
Ya, kamu inspirasiku

Selasa, 23 November 2010

Idealisme Band Indie Yang Pudar


Ketika Killing Me Inside Merangkak Naik

          Rabu (22/9) lalu, Killing Me Inside mengeluarkan album barunya Selftittled. Album barunya kini sudah dua bulan beredar di pasaran dan cukup banyak menarik perhatian fansnya, Killms Street Team. Namun, dalam album baru tersebut nuansa screamonya sedikit menghilang dan aliran musiknya lebih ke jalur rock, meski masih ada scream di beberapa lagunya. Dalam album baru tersebut, ada 12 lagu, dimana terdapat 4 lagu baru, dua lagu baru yang dimainkan acoustic, dan 6 lagu lama yang di remake ulang. Tentu saja ketika mereka mengeluarkan album baru ini dan mereka melakukan remake terhadap beberapa lagu lamanya, mereka siap akan menerima kritik dari para fansnya yang mungkin tidak suka dengan album mereka yang baru, yang tentu saja sudah berada di bawah naungan major label. “Kita sih udah siap kalau misalnya nanti banyak yang kontra sama kita” ujar Josaphat ketika sedang menghadiri ngabuburit bareng pemenang kuis Hai dan Killing Me Inside di Pro Arena Pondok Indah Jum’at (17/9) lalu.
          Sekarang, dua bulan sudah album tersebut terjual dan sudah mulai terlihat banyak sekali para fans atau penggemar yang kontra dengan Killing Me Inside. Hal tersebut terlihat sekali di Facebook milik Killing Me Inside. Banyak fans atau penggemar, dan bahkan ada beberapa pengamat musik yang masih muda yang mengkritik lagu-lagu Killing Me Inside di album terbarunya. Mungkin hal tersebut sudah diketahui oleh Onadio, Josaphat dan Davi ketika mereka melaunching album mereka ini. Memang semua lagunya lebih enak didengar dan bagi orang awam yang baru mengetahui band yang sudah berumur lebih dari tiga tahun ini akan menyukai terobosan dari band ini, yang sudah berada dibawah naungan major label. Ya, major label adalah salah satu alasan banyaknya orang-orang yang dulu menyukai Killing Me Inside malah mengkritiknya karena mereka mungkin ingin terkenal. Mungkin saja menyusul para teman-temannya yang telah terkenal duluan sejak masih berada di indie label, yaitu Pee Wee Gaskins. Killing Me Inside sendiri saat ini memiliki sponsor yaitu, Telkom Speedy. “Kebetulan kan kita waktu itu launching album terus kita barter provider sama Telkom tepatnya” Ujar Triwardoyo Manager Killing Me Inside setelah manggung di acara Telkom Speedy Tour 2010.
          Kedepannya mungkin band ini akan kehilangan screamnya. Menurut Josaphat dan Onad, yang akan muncul akan lebih ­ngerock dan kalau mau mendengarkan yang ada screamnya mereka upload di Myspace.com agar lebih mudah dinikmati oleh para penggemarnya. “Kita semakin lama kebetulan semakin meningkat ya karirnya, jadi ya untung aja kita bisa seperti ini” Ujar Josaphat. Mereka kebetulan sudah memiliki video clip terbaru dari album baru mereka, yaitu Biarlah yang merupakan single dari album mereka ini. Memang menarik sekali video clipnya dan bagus untuk dinikmati. Namun, jika kita melihatnya di Youtube.com, kita akan menemukan banyaknya orang yang pro-kontra dengan hadirnya Killing Me Inside di televisi. Yang menurut para fans dan para orang-orang yang menikmati musik-musik underground dan indie, setiap band indie yang masuk di bawah major label akan kehilangan idealismenya untuk tetap berada di genre yang sudah mereka jalani sejak band mereka sendiri berdiri. Hal itu terlihat ketika video clip Killing Me Inside, Biarlah menjajaki televisi, dan juga bisa di download di Youtube.com, banyak sekali yang mengomentari tentang hilangnya idealisme dari Killing Me Inside untuk tetap berada di jalurnya yang lama. Lalu banyak juga yang mendukung untuk terus berkembang di belantika musik Indonesia. Menurut Killing Me Inside sendiri, mereka sekarang terus berkembang karena mereka menuju dunia yang lebih dewasa dan lebih kreatif di industri musik Indonesia saat ini.
          Killing Me Inside sendiri sekarang masih melakukan tour untuk promosi albumnya diberbagai daerah di Indonesia.Bisa dilihat di Myspace dan Facebook official mereka. Namun, selama itu pula mereka akan terus menemukan orang-orang yang mungkin nantinya akan membenci mereka dan muncul gerakan anti-Killms. “Kita nggak takut kok kalo muncul gerakan ato fans yang buat seperti anti-Killms misalnya, ato seperti APWG,  nantinya kalau album baru kita ini gak sengerock dulu. Tapi kita tetep bakal seperti dulu kalau manggung” ujar Onad. Memang faktanya banyak band indie di Indonesia yang berawal dari music-musik underground ini ketika masuk ke major label hilang idealismenya, tetapi bila dilihat dari segi usia para anggota bandnya sendiri pasti akan muncul perubahan psikologis ketika band yang mereka gawangi terus meningkat prestasi dan aksi kreatifnya di Indonesia. Seharusnya hal tersebut merupakan dorongan kepada band-band dan musisi-musisi Indonesia yang major label untuk dapat mengembangkan music Indonesia dari berbagai aliran atau genre musik yang berbeda-beda.

Oleh : Satria Perdana
         

         

Hello, My Name Is...






hey, let me introduce who am i..
my name is Satria Perdana..
i'm 19 years old, my hobbies are online, read novel, listen to itunes, have fun, and many more
i're born in Jakarta, 25 September 1991
now i study in University of Padjadjaran, Jatinangor, Sumedang..
and my majority is Journalism..
how do you do..